1.
PETA JALUR
PELAYARAN ANTARA INDIA DAN INDONESIA
Indonesia sebagai Negara kepulauan letaknya sangat
strategis, yaitu terletak diantara dua benua (asia dan Australia) dan dua
samudera (Indonesia dan fasifik). Yang merupakan daerah persimpangan lalu
lintas dunia. Untuk lebih jelasnya mari kita amati peta jaringan perdagangan laut
asia tenggara.
Pada abad ketiga perdagangan laut dari india tidak
langsung ke Indonesia. Tapi melalui laut cina selatan terlebih dahulu kemudian
baru ke Kalimantan. Tapi stelahnya abad ke 5-7 perdagangan laut melalui selat
malaka sampai ke laut jawa.
Pada awal abad 1 masehi perdagangan tidak lagi melalui
jalur darat (jalur sutra), tetapi beralih ke jalur laut sehingga secara tidak
langsung perdagangan antara cina dan india melewati selat malaka. Untuk itu
Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut maka terjadilah
kontak/hubungan antara Indonesia dengan india, dan Indonesia dengan cina. Hal
inilah yang menjadi penyebab masuknya budaya india ataupun budaya cina
keindonesia.
2.
KERAJAAN
YANG BERCORAK HINDU BUDDHA DI INDONESIA
A. KERAJAAN KUTAI
Kutai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia,
yang diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M, keberadaan kerajaan
tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa
prasasti yang berbentuk Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah. Untuk mengetahui
bentuk yupa tersebut mari kita lihat gambar berikut.
Tempat penemuan prasasti Yupa tersebut adalah daerah
Muarakaman tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sehingga oleh para ahli
kerajaan tersebut diberi nama Kutai, karena dalam prasasti tidak dijelaskan
nama kerajaan untuk itu diberi nama sesuai tempat penemuan prasasti tersebut.
Dari isi yang tertera dalam prasasti Yupa yang
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut, dapat disimpulkan
tentang keberadaan kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan yaitu antara
lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Aspek
Kehidupan Kerajaan Kutai
A.
Kehidupan politik
Dalam kehidupan politik dijelaskan bahwa raja terbesar
Kutai adalah Mulawarmansebagai raja yang mulai dan berhasil membawa kejayaan,
raja Mulawarman adalah putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga.
Hal ini berarti Aswawarman sudah menganut agama Hindu
dan dipandang sebagaipendiri Keluarga atau Dinasti dalam agama Hindu. Untuk itu
para ahli berpendapat nama Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai
kepala suku, walaupun demikian Kudunggalah yang menurunkan raja-raja Kutai.
B. Kehidupan social
Dalam kehidupan sosial. Perihal ini diketahui bahwa
terjalin hubungan yang harmonis/ erat antara Raja Mulawarman dengan kaum
Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwa raja Mulawarman
memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci
bernama Waprakesmara.
Dengan adanya istilah Waprakesmara, tentu timbul
pertanyaan dalam diri Anda, apa yang dimaksud dengan Waprakesmara? Waprakesmara
adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa, yang kalau di pulau Jawa disebut
dengan Baprakeswara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agama yang dianut
Mulawarman adalah Hindu aliran Syiwa artinya dewa yang dipuja adalah syiwa.
C. Kehidupan ekonomi
Sedangkan dalam kehidupan ekonomi. Hal ini tidak
dijelaskan secara pasti dalam prasasti, tetapi para ahli sejarah berpendapat
bahwa dengan adanya sedekah 20.000 ekor sapi membuktikan perekonomian Kutai
sudah kuat pada masa itu, yang didasarkan kepada pertanian, peternakan dan
perdagangan.
Mata pencaharian tersebut di atas dimungkinkan karena
raja Mulawarman menghadiahkan kepada kaum Brahmana 20.000 ekor sapi. Ini dapat
dijadikan indikasi bahwa populasi ternak cukup besar pada waktu itu. Ia juga
menghadiahkan segunung minyak kental dengan lampu, seperti yang tertulis dalam
prasasti.
D. Kehidupan budaya
Dalam kehidupan budaya. Ia dapat dikatakan kerajaan
Kutai sudah maju, walaupun penganut Hindu belum lama diterima. Hal ini
dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) atau
disebut upacara Vratyastoma.
Upacara Vratyastoma dilaksanakan sejak
pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri
keIndonesiaannya sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli
dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa
Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh
pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.
Dengan adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia
membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama dalam hal
penguasaan terhadap bahasa Sansekerta pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat
India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk
masalah keagamaan.
B.
KERAJAAN
TARUMANEGARA
Bukti-bukti adanya kerajaan Tarumanegara diketahui
melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari
dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu yang ditemukan lima di Bogor, satu di
Jakarta dan satu di Lebak Banten.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nama-nama
prasasti tersebut, simak dengan baik penjelasannya berikut ini.
a. Prasasti Ciarunteun atau prasasti Ciampea ditemukan
ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta yang terdiri dari 4 baris
kalimat yang ditulis dalam bentuk puisi India. Dan di samping itu juga
terdapat lukisan laba-laba serta
sepasang telapak kaki Raja Mulawarman yang diibaratkan kaki dewa Wisnu.
b.
Prasasti
Jambu atau prasasti Koleangkak, ditemukan di bukit
Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini
juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar
telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.
c.
Prasasti
Kebun Kopi ditemukan di kampung Muara
Hilir kecamatan Cibungbulang. Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan
tapak kaki gajah Airanata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
d.
Prasasti
Muara Cianteun, ditemukan di Bogor,
tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
e.
Prasasti
Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiling,
juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
f.
Prasasti
Cidanghiang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang,
kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang
Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat
berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti
tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
g.
Prasasti
Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini
dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding
dengan prasasti Tarumanegara yang lain.
Aspek kehidupan
kerajaan tarumanegara
A.
Kehidupan
Politik
Dalam kehidupan
politik, kerajaan Tarumanegara diperkirakan muncul abad 5 M, hal ini berdasarkan
bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yang dipergunakan oleh prasasti- prasasti
tersebut. Dan raja yang berkuasa adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan
Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa Barat dengan pusat kekuasaannya di
daerah Bogor. Hal ini ternyata sesuai dengan tempat penemuan prasasti tersebut.
B.
Kehidupan
Ekonomi
Perekonomian
Tarumanegara di samping utamakan bidang pertanian, pelayaran dan perdagangan,
juga perburuan dan perikanan mendapatkan perhatian. Hal ini dapat dibuktikan
melalui berita-berita tentang barang-barang perdagangan dari kerajaan Tarumanegara.
Barang-barang yang diperdagangkan antara lain: cula badak, gading gajah dan
kulit penyu. Barang tersebut diperoleh dari usaha perburuan dan perikanan.
C.
Kehidupan
Sosial
Dengan adanya
kehidupan ekonomi yang kompleks tersebut, maka kehidupan social masyarakatnya
cukup baik, sehingga masing-masing golongan masyarakat yang ada pada masa itu
dapat saling bekerja sama dan tercipta jalinan kehidupan yang baik.
D.
Kehidupan
Budaya
Dalam kehidupan
budaya dapatlah diperkirakan Tarumanegara sudah mengalami kemajuan. Karena
telah mengenal tulisan dan sudah menerima pengaruh asing serta mengenal sistem
kalender seperti yang tertera dalam prasasti Tugu.
C.
KERAJAAN
SRIWIJAYA
Sriwijaya adalah
nama kerajaan yang tentu sudah tidak asing bagi kita, karena Sriwijaya adalah
salah satu kerajaan maritim terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara pada
waktu itu (abad 7 - 13 M). Jika untuk mengetahui perkembangan Sriwijaya hingga
mencapai puncak kebesarannya sebagai kerajaan Maritim, maka kita harus
mengetahui terlebih dahulu sumber-sumber sejarah yang membuktikan keberadaan
kerajaan tersebut. Sumber-sumber sejarah kerajaan Sriwijaya selain berasal dari
dalam juga berasal dari luar seperti dari Cina, India bahkan Arab.
Sumber-sumber dari dalam negeri
Sumber dari
dalam negeri berupa prasasti yang berjumlah 6 buah yang menggunakan bahasa
Melayu Kuno dan huruf Pallawa, serta telah menggunakan angka tahun Saka.
Adapun ke 6
prasasti itu adalah sebagai berikut.
a.
Prasasti
Kedukan Bukit ditemukan di Kedukan Bukit, di tepi sungai Tatang dekat Palembang, berangka tahun
606 Saka. Isi prasasti tersebut menceritakan perjalanan suci/Sidayatra yang
dilakukan Dapunta Hyang, berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara
sebanyak 20.000 orang. Dari perjalanan tersebut berhasil menaklukkan beberapa
daerah.
b.
Prasasti
Talang Tuo ditemukan di sebelah barat
kota Palembang berangka tahun 606 Saka. Prasasti ini menceritakan pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran
semua makhluk dan terdapat doa-doa yang bersifat Budha Mahayana.
c.
Prasasti
Telaga Batu ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang tidak berangka tahun.
f.
Prasasti
Palas Pasemah ditemukan di Lampung Selatan tidak berangka tahun. Keempat
Prasasti yang disebut terakhir yaitu Prasasti Telaga Batu, Kota Kapur, Karang
bukit, dan Palas Pasemah menjelaskan isi yang sama yaitu berupa kutukan
terhadap siapa saja yang tidak tunduk kepada raja Sriwijaya.
Aspek Kehidupan
Kerajaan Sriwijaya
A.
Kehidupan
Politik
Dalam kehidupan
politik. Dapat diketahui bahwa raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri
Jayanaga, dengan pusat kerajaannya ada 2 pendapat yaitu pendapat pertama yang
menyebutkan pusat Sriwijaya di Palembang
karena daerah tersebut banyak ditemukan prasasti Sriwijaya dan adanya
sungai Musi yang strategis untuk perdagangan. Sedangkan pendapat kedua letak
Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah pertemuan sungai Kampar kiri dan Kampar
kanan yang diperkirakan daerah Binaga yaitu terletak di Jambi yang juga
strategis untuk perdagangan. Dari dua pendapat tersebut, maka oleh ahli
menyimpulkan bahwa pada mulanya Sriwijaya berpusat di Minangatamwan.
B.
Kehidupan
Ekonomi
Kerajaan
Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan Internasional
Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya berkembang menjadi
pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan Transito sehingga dapat menimbun barang
dari dalam maupun luar. Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan
sangat baik hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan
bijaksana seperti Balaputradewa, Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang
mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya,
sehingga banyak pedagang dari luar yang singgahdan berdagang di wilayah
kekuasaan Sriwijaya tersebut.
C.
Kehidupan
Sosial
Faktor lain yang
menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan social
masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan
hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha
di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di
Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah
bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti. Di samping itu juga
pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India,
hal ini tertera dalam prasasti Nalanda.
D.
KERAJAAN MATARAM
Kerajaan mataram
kuno atau disebut dengan Bhumi Mataram. Pada awalnya terletak di Jawa Tengah.
Daerah Mataram dikelilingi oleh banyak pegunungan dan di tengahnya banyak
mengalir sungai besar diantaranya sungai Progo, Bogowonto, Elo, dan Bengawan
Solo. Keadaan tanahnya subur sehingga pertumbuhan penduduknya cukup maju.
Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan
maataram kuno
a.
Prasasti
Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka tahun
723 M dalam bentuk Candrasagkele. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa
dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang
Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja
Sanjaya dan di samping itu juga diceritakan bahwa yang menjadi raja mula-mula Sanne
kemudian digantikan oleh Sanjaya
anak Sannaha (saudara perempuan Sanne).
b.
Prasasti
Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis
dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya
menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta
oleh raja Panangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga
menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
c.
Prasasti
Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun 907 M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah
raja-raja Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran,
Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi,
Rakai Watuhumalang, dan Rakai Watukura
Dyah Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan
prasasti Belitung.
d.
Prasasti
Klurak ditemukan di desa Prambanan
berangka tahun 782 M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya
menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh
Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Menurut para ahli bahwa yang
dimaksud dengan arca Manjusri adalah
Candi Sewu yang terletak di Komplek Prambanan dan nama raja Indra
tersebut juga ditemukan pada Prasasti
Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Aspek Kehidupan
Kerajaan Mataram Kuno
A.
Kehidupan
Politik
Kerajaan Mataram
diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya yang beragama
Hindu Syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada awalnya mungkin
yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan prasasti Canggal.
Tetapi setelah perkembangan berikutnya muncul keluarga Syaelendra. Menurut para
ahli, keluarga Sanjaya terdesak oleh Keluarga Syaelendra, tetapi mengenai
pergeseran kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, yang jelas
kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah dan memiliki hubungan yang erat,
hal ini sesuai dengan prasasti Kalasan.
B.
Kehidupan
Ekonomi
Berdasarkan
bangunan candi yang ada, baik yang bercorak Hindu maupun Budha jumlah cukup
banyak dan tempat atau lokasinyapun ada yang berdampingan, maka hal ini
membuktikan bahwa kehidupan sosial masyarakat Mataram sangat religius dan
dilandasi oleh rasa gotong royong yang baik, dan juga mempunyai rasa toleransi
antara pemeluk agama Hindu dan pemeluk agama Budha itu sendiri.
C.
Kehidupan
Budaya
Dalam kehidupan
budaya, tentu teknologi yang dicapai Mataram sudah maju, bahkan masyarakat
Mataram berhasil mengembangkan budaya asing menjadi budaya baru yang bercirikan
Indonesia. Hal ini terlihat adanya penggunaan berbagai huruf dan bahasa yang
beraneka ragam dalam prasasti yang dibuatnya.
E.
KERAJAAN KEDIRI
Awal berdirinya
kerajaan ini adalah karena terjadi perang saudara antara panjalu dan jenggala,
perang itu dimenangkan oleh Jenggala tetapi padaperkembangan selanjutnya Panjalu/Kadiri yang memenangkan
peperangan dan menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur
berdirilah kerajaan Kadiri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan
tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab
sastra.
Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan
Kediri
a.
Prasasti
Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
b.
Prasasti
Hantang berangka tahun 1052 M
menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
Selain dari
prasasti-prasasti tersebut di atas, sebenarnya ada lagi prasasti-prasasti yang
lain tetapi tidak begitu jelas. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan
Kadiri adalah hasil karya berupa kitab sastra karena pada masa Kadiri
kesusastraan berkembang dengan pesat. Salah satu hasil karya sastra tersebut
adalah kitab Kakawin Bharatayuda dengan ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun
1156 M yang menceritakan tentang kemenangan Kadiri/Panjalu atas Jenggala.
Aspek Kehidupak
Kerajaan Kediri
A.
Kehidupan
Politik
Dalam
perkembangan politiknya wilayah kekuasaan Kadiri masih sama seperti kekuasaan
raja Airlangga, dan raja-rajanya banyak yang dikenal dalam sejarah karena
memiliki lencana atau lambang sendiri.
B.
Kehidupan
Ekonomi
Dalam kehidupan
ekonomi diceritakan bahwa perekonomian Kadiri bersumber atas usaha perdagangan,
peternakan, dan pertanian. Kadiri terkenal sebagai penghasil beras, menanam
kapas dan memelihara ulat sutra. Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi,
kerajaan Kadiri sudah cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan
memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya walaupun hanya dibayar
dengan hasil bumi. Demikian keterangan yang diperoleh berdasarkan kitab
Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta.
C.
Kehidupan
Sosial
Bahkan
berdasarkan kedua kitab tersebut diceritakan bahwa kehidupan sosial masyarakat
Kadiri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat masyarakat hidup
tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, bersih, dan
rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang
Kadiri telah memakai kain sampai di bawah lutut.
F.
KERAJAAN
SINGASARI
Adanya kerajaan
Singosari tentu bukan sesuatu yang asing bagi Anda karena Singosari sangat
identik dengan Ken Arok dan banyak cerita dan lakon drama yang mengambil ide
cerita dari riwayat hidup Ken Arok dan berdirinya Singosari.
Sumber-sumber Sejarah
Keberadaan
kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa
Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra
peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab
Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab
Pararaton isinya sebagian besar adalah
mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja
dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul
Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung.
Selanjutnya ia
berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah
oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya.
Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M/1144 C Ken Arok menyerang Kadiri,
sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter.
Dengan
kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh kekuasaan kerajaan Kadiri
dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhattara
Sang Amurwawabhumi. Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya
dinasti baru yaitu dinasti Rajasa atau dinasti Girindra.
Raja singasari
yang terkenal adalah Kertanegara, karena dibawah pemerintahan Kertanegara
Singosari mencapai puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja
Sri Kertanegara mempunyai gagasan politik untuk memperluas wilayah
kekuasaannya.
Aspek Kehidupan Kerajaan Singasari
A.
Kehidupan
Ekonomi
Dalam kehidupan
ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber yang secara jelas tetapi sangat
memungkinkan bahwa ekonomi Singosari ditekankan pada kehidupan pertanian dan
perdagangan serta pelayaran. Perkembangan tersebut sangat dimungkinkan karena
Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas
dan Bengawan Solo sebagai sarana lalu
lintas perdagangan dan pelayaran.
B.
Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan
budaya, Singosari sangat berkembang karena Singosari banyak meninggalkan
bangunan monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan agama yaitu
seperti candi Kedal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang merupakan
perwujudan Kertanegara yang terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim.
G. KERAJAAN MAJAPAHIT
Nama kerajaan
Majapahit tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi kita, karena Majapahit adalah
salah satu kerajaan Hindu yang terbesar di Indonesia.
Sumber-sumber Sejarah
Sumber-sumber
sejarah yang menjelaskan tentang kerajaan Majapahit sebagian besar berupa kitab
sastra yaitu seperti:
a.
Kitab
Pararaton, selain menceritakan tentang raja-raja Singosari juga menjelaskan
tentang raja-raja Majapahit.
b.
Kitab
Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada tahun 1365 menjelaskan tentang
keadaan kota Majapahit, daerah Jajahannya dan perjalanan Hayam Wuruk
mengelilingi daerah kekuasaannya.
c.
Kitab
Sundayana menjelaskan tentang perang Babat.
d.
Kitab
Usaha Jawa menjelaskan tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar.
Di
samping sumber sejarah di atas, sumber sejarah peninggalan Majapahit juga
berupa seni bangunan seperti candi, pinti gerbang, pemandian atau pertirtaan
serta kota Trowulan, bekas ibukota Majapahit yang terletak di kota Mojokerto
Jawa Timur. Sedangkan sumber dari luar negeri yang membuktikan kerajaan
Majapahit diperoleh dari berita-berita Cina yaitu seperti berita yang ditulis
pada masa dinasti Ming (1368-1643) dan berita dari Ma-Huan dalam bukunya Ying Yai
menceritakan tentang keadaan masyarakat dan kota Majapahit tahun 1418 serta
berita dari Portugis tahun 1518.
Aspek Kehidupan
Kerajaan Majapahit
A.
Kehidupan
politik
Berdirinya
kerajaan Majapahit adalah berkat usaha dan perjuangan Raden Wijaya dengan memanfaatkan
kedatangan tentara Cina Mongol (Kubilai Khan) yang datang ke Pulau Jawa untuk
menghukum Kertanegara. Dengan kedatangan pasukan Kubilai Khan, maka
dimanfaatkan untuk menyerang Jayakatwang di Kadiri, sehingga kekalahan
Kertanegara dapat terbalaskan karena Jayakatwang akhirnya meninggal di Ujung
Galuh. Sedangkan pasukan Kubilai Khan melalui tipu muslihat Raden Wijaya dapat
diusir dari pulau Jawa tahun 1293. Setelah berhasil mengusir pasukan Kubilai
Khan, maka tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Majapahit
dengan gelar Kertarajasa
Jayawisnuwardhana. Mengenai runtuhnya Majapahit ada beberapa pendapat yaitu:
1.
Majapahit
runtuh tahun 1478, ketika Girindrawardhana memisahkan diri dari Majapahit dan
menamakan dirinya sebagai raja Wilwatikta Daha Janggale Kadiri. Tahun peristiwa
tersebut di tulis dalam Candrasangkale yang berbunyi “Hilang sirna kertaning
bhumi”. Anda masih ingat arti kalimat tersebut? Apabila Anda lupa buka kembali
kegiatan belajar 1 modul ini.
2.
Pendapat
lain menjelaskan Majapahit runtuh karena diserang oleh Demak yang dipimpin oleh
Adipati Unus tahun 1522.
B.
Kehidupan
beragama
Dalam kehidupan
beragama raja membentuk dewan khusus yaitu Dharmadjaksa ring kasaewan yang
mengurus agama Hindu Syiwa dan
Dharmadjaksa ring Kasogatan yang mengurus agama Budha keduanya dibantu
oleh pejabat keagamaan yang disebut Dharma Upapatti. Dengan adanya pejabat
keagamaan tersebut, kehidupan keagamaan Majapahit berjalan dengan baik, bahkan
tercipta toleransi. Hal ini seperti apa yang diceritakan oleh Ma-Huan tahun
1413, bahwa masyarakat Majapahit di samping beragama Hindu, Budha juga ada yang
beragama Islam, semuanya hidup dengan rukun. Dan berita Ma-Huan tersebut dapat
diketahui bahwa pengaruh Islam sudah ada di kerajaan Majapahit.
C.
Kehidupan
ekonomi
Pemerintahan
Majapahit selalu berusaha meningkatkan pertaniannya dengan memperbaiki atau
memelihara tanggul sepanjang sungai untuk mencegah banjir dan di samping itu
juga memperbaiki jalan-jalan jembatan
untuk mempelancar lalu lintas perdagangan. Komoditi perdagangan Majapahit
adalah beras dan rempah-rempah. Daerah-daerah pelabuhan seperti Canggu,
Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban menjadi pusat perdagangan karena menumpang
barang dagangan berupa hasil bumi dari daerah pedalaman.
D.
Kehidupan
budaya
Sebagai kerajaan
besar tentu kebudayaan Majapahit berkembang dengan baik, hasil peninggalan
Majapahit berupa seni bangunan, patung, dan karya sastra.Seni bangunan
Majapahit antara lain pemandian, atau petirtaan,
gapura yang berbentuk seperti
candi bentar maupun Bajang Retu, candi Penataran di Blitar dan masih banyak
lagi candi-candi peninggalan Majapahit yang lain.
Selain seni
bangunan, peninggalan Majapahit juga berupa seni patung yaitu sepertipatung
perwujudan Raden Wijaya sebagai Harihara atau sebagai Syiwa dan Wisnu dalam
satu arca, patung putri Suhuta dan patung Tribhuwana sebagai Parwati.52
Sedangkan peninggalan Majapahit dalam bidang seni sastra juga cukup banyak,
selain kitab-kitab yang telah disebutkan pada uraian materi sebelumnya, juga
kitab-kitab yang lain yaitu seperti kitab Arjunawiwaha yang ditulis oleh Mpu
Tantular, kitab Ranggalawe, kitab Sorondaka yang berbentuk kidung dan juga ada
kitab hukum yang ditulis oleh Gajahmada yaitu
kitab Kutaramanawa yang digunakan sebagai dasar hukum di Majapahit.
Candi Gedong Songo
3. CANDI-CANDI PENINGALAN AGAMA HINDU
Peninggalan raja dari dinasti syailendra yang
dibangun sekitar abad 9.
Candi Kidal
peninggalan kerajaan singasari
yang dibangun tahun 1248 M.
Candi Sawentar
Peninggalan kerajaan majapahit sekitar abad 13M.
4.
CANDI-CANDI PENINGALAN AGAMA BUDDHA
Candi borobdur
Peninggalan kerajaan mataram kuno
yang dibangun tahun 760 SM.
Candi Jabung
Peninggalan kerajaan singosari, dibangun tahun 1354 M.
Candi Pawon
Peninggalan kerajaan mataram kuno, dibangun tahun 826 M.
5.
SASTRA PENINGALAN KERAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA